Jalan Menuju Qana’ah

       Qana’ah (rela dan menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya) adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.
Namun meskipun demikian kita dituntut untuk memerangi hawa nafsu supaya bisa menekan sifat tamak dan membimbingnya menuju sikap zuhud dan qana’ah. Berikut ini beberapa kiat menuju qana’ah yang jika kita laksanakan maka dengan izin Allah seseorang akan dapat merealisasikan nya. Di antaranya yaitu:
1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Istighfar, Suatu Kebutuhan

          “Maka aku katakan kepada mereka “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu sesungguhnya Dia adl Maha Pengampun”. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dgn lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan untukmu sungai-sungai.”
Penjelasan Semenjak kekuasaan Islam mulai luruh dari permukaan bumi

HIKMAH : KADANG DIATAS KADANG DIBAWAH


            Pembaca yang budiman Syukur Alhamdulillah selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencukupi segala kebutuhan kita. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari ketidaktahuan menjadi orang yang beriman kepada Allah SWT. Mari kita baca , kita pahami maksudnya dan coba kita renungkan kutipan dibawah ini.
            Coba anda bayangkan, bagaimana rasanya hati yang bahagia tiba-tiba

Ada Hikmah di Balik Musibah

        Orang yang sedang ditimpa sakit tidak perlu dicekam rasa takut selama ia mentauhidkan Allah dan menjaga shalatnya. Bahkan, meskipun di masa sehatnya ia banyak berkubang dalam dosa dan maksiat, karena Allah itu Maha Penerima taubat sebelum ruh seorang hamba sampai di kerongkongan. Dan sesungguhnya di balik sakit itu terdapat hikmah dan pelajaran bagi siapa saja yang mau memikirkan-nya, di antaranya adalah:
1. Mendidik dan menyucikan jiwa dari keburukan

Dahsyatnya Sedekah


            Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad sebagai berikut : "Tatkala Allah SWT menciptakan bumi maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepada ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi adakah sesuatu

Cinta Abadi


         "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang telah Allah turunkan dari langit berupa air,lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memkikirkan. "QS. Al-Baqarah : 164).
  Suatu ketika, ada seorang kakek tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu

Biografi Usman bin Affan


            Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. Beliau dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.
            Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibu beliau

KHALID BIN WALID


           Shahabat Rasulullah saw ini masuk Islam pada tahun kedelapan hijriyah dan telah terjun dalam puluhan peperangan.
Para sejarawan mencatat, dia tidak pernah kalah dalam satu peperanganpun baik pada saat jahiliyah atau setelah masuk Islam, dia berkata tentang dirinya: Sungguh dengan tanganku ini telah terpotong sembilan pedang pada saat peperangan Mu’tah sehingga tidak tertinggal di tanganku kecuali sebuah pedang yang berasal dari Yaman”.

Berbenah Diri


          Allah Ta’ala telah mengutamakan sebagian waktu (zaman) di atas sebagian lainnya, sebagaimana Dia mengutamakan sebagian manusia di atas sebagian lainnya dan sebagian tempat di atas tempat lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ
Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka” (QS al-Qashash:68).

Benarkah Harta Itu Fitnah?


        Semua sudah mengenal apa itu harta. Tidak ada seorangpun yang belum mengerti tentang hal ini. Kemasyhurannya telah menenggelamkan seluruh penjuru dunia. Kedudukan harta sangatlah tinggi dihati manusia, menjadi sesuatu yang sangat dicintai dan berharga bagi mereka. Allah berfirman:
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, Dan Sesungguhnya anusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, Dan Sesungguhnya Dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Qs. Al-Aadiyat: 6-8)

Ingin Segera DIKARUNIAI ANAK


            Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
            Anak merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang amat agung di sisi manusia. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

Aku ini Hamba-Mu



Hehe... Belum ada isinya Ya...

DO’A ORANG YANG SAKIT YBI


Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al Mu'min, 40:60)

Bacalah! Maka Kamu Akan Mengerti YBI

            Bacalah tentang dirimu, maka aku akan mengerti bahwa sesungguhnya dirimu adalah indah. Allah telah menciptakanmu dengan begitu teratur dan sempurna, maka dari itu berbanggalah menjadi muslim/ muslimah dengan menjadi taat kepada Nya.
            Dia tetap memeliharamu bahkan saat kau tidak mencintainya, Dia mengasihimu dan tetap memberikan kepadamu jatah rizki, bahkan disaat kau mengkhianatinya, dan Dia pun akhirnya memaafkan kesalahanmu saat kau bertaubat, walaupun selanjutnya kau mengulang kesalahan yang sama. Lagi dan lagi.

Allah Sedang Mengujiku YBI

Hidup ini memang ujian. Seperti apa pun warna hidup yang Allah berikan kepada seorang hamba, tak luput dari yang namanya ujian. Bersabarlah wahai hamba-hamba Allah, atau kamu akan menjadi kufur dan durhaka.
Dari sudut pandang teori, semua orang yang beriman mengakui itu, sangat memahami bahwa susah dan senang itu merupakan ujian. Tapi, bagaimana jika ujian itu terjadi dalam kehidupan nyata. Mampukah?

Kasiat Jeruk Nipis YBI


26 khasiat jeruk nipis

            Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) telah dikenal sejak lama sebagai tanaman yang kaya manfaat. Buahnya berasa pahit, asam dan sedikit dingin, tetapi manfaatnya sangatlah beragam.
            Menurut Dr. Setiawan Dalimartha, anggota SP3T (Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional) DKI Jakarta, air buah jeruk nipis dapat digunakan sebagai penyedap masakan, minuman, penyegar, bahan pembuat asam sitrat, serta membersihkan karat pada logam dan kulit yang kotor. Bisa juga sebagai campuran jamu.

Tips Mesra Suami-Istri YBI


10 Tips Keharmonisan Pasangan Suami-Istri

            Siapa pun yang telah mengikatkan diri dalam tali pernikahan tentunya menginginkan atmosfer rumah tangga yang harmonis. Maka yang harus dipikirkan pertama kali adalah bagaimana melakukan harmonisasi hubungan suami-istri. Menjaga keharmonisan pasangan suami-istri tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tapi membutuhkan usaha dan pengorbanan.

8 Kiat Redakan Stres Pekerjaan YBI


8 Kiat Redakan Stres Pekerjaan
            PIKIRAN dan tubuh manusia saling berhubungan erat satu sama lain. Stres yang berkelanjutan mengubah struktur kimia darah, melemahkan sumber daya tubuh, dan kemampuannya beradaptasi.
            Ketika hal ini terjadi, kekebalan tubuh memburuk dan akhirnya seseorang mengalami sakit. Oleh karena itu, penting untuk istirahat teratur dari aktivitas rutin sehari-hari untuk memberikan pikiran dan tubuh pemulihan yang baik.
            "Cara lain yang efektif untuk memerangi stres adalah dengan melakukan obrolan ringan dengan orang-orang di sekitar, termasuk keluarga, teman, dan bahkan mungkin kolega. Ketika merasa stres atau sedih, bicaralah dengan orang terdekat, ekspresikan diri dan berbagi masalah. Ini akan sedikit mengurangi beban dan membuat Anda merasa tenang mengetahui ada seseorang di luar sana yang peduli. Pasalnya, memendam emosi dan pikiran dapat meningkatkan stres," papar Dr Surapong Ambhanwong, Chief of Medical and International Business Officer dari Phyathai Group of Hospitals, Bangkok, Thailand.
            Pernah dengar pepatah, “Kerja tanpa bermain membuat hidup membosankan?”. Pola hidup seperti ini juga bisa menyebabkan stres. Kita perlu mencari waktu untuk menghentikan kegiatan rutin, beristirahat, dan mempererat hubungan dengan keluarga. Semuanya harus seimbang.
            Ambil waktu untuk berlibur, bisa juga hanya tinggal di rumah untuk melakukan hal-hal santai, seperti membaca, tidur, menghabiskan waktu bersama keluarga, karaoke, berkebun, memasak, atau aktivitas lain yang disuka.
            Kantor bagaikan hutan di masa modern. Karena kita menghabiskan sebagian besar waktu di "hutan" ini, maka penting untuk belajar bertahan hidup di dalamnya dengan menciptakan lingkungan positif bagi diri sendiri. Bagaimana caranya?
1. Jalin hubungan baik dengan kolega.
2. Hindari politik kerja dan bergosip.
3. Bersikap objektif dan netral.
4. Terus-menerus memvisualisasikan situasi konstruktif dan bermanfaat.
5. Gunakan kata-kata positif dalam percakapan atau dialog sehari-hari.
6. Fokus untuk berada dalam lingkaran positif dan tetap produktif.
7. Tetapkan tujuan yang realistis dan ukur efektivitas pribadi Anda untuk sekarang dan masa depan.
8. Pilih prioritas kerja dan selesaikan tugas-tugas penting terlebih dahulu.
            Anda harus bangga dengan prestasi dan penghargaan yang telah dicapai dalam kegiatan yang disukai. Berapapun usia Anda, melatih otak adalah cara baik dalam memahami dan belajar dari kehidupan Anda. Pikiran positif mengantisipasi kebahagiaan, kesehatan, dan hasil yang sukses dari setiap situasi dan tindakan.
            Dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People, Stephen R. Covey mengatakan bahwa perubahan dimulai dalam diri sendiri. Jika manusia terus-menerus stres dan tidak bahagia dengan lingkungan dan orang-orang sekitar, coba ambil langkah mundur dan refleksikan diri sendiri, lalu pikirkan apa yang dapat dilakukan untuk perbaiki situasi. Ganti perasaan negatif dengan berpikir positif. Pikiran positif memberikan kebahagiaan, kesehatan, dan hasil yang sukses dari setiap situasi dan tindakan.
            "Jalanilah hidup ini dengan positif, meskipun masalah terus datang dan pergi. Setiap rintangan dan tekanan yang datang jangan sampai memengaruhi sikap positif menghadapi hidup. Pikiran sehat dari tubuh yang sehat akan membuat hidup berharga untuk dijalani," pungkasnya.


Akhlak Seorang Muslim YBI


Akhlak Seorang Muslim
            Suatu saat, adzan Maghrib tiba. Kami bersegera shalat di sebuah mesjid yang dikenal dengan tempat mangkalnya aktivis Islam yang mempunyai kesungguhan dalam beribadah. Di sana tampak beberapa pemuda yang berpakaian “khas Islam” sedang menantikan waktu shalat. Kemudian, adzan berkumandang dan qamat pun segera diperdengarkan sesudah shalat sunat. Hal yang menarik adalah begitu sungguh-sungguhnya keinginan imam muda untuk merapikan shaf. Tanda hitam di dahinya, bekas tanda sujud, membuat kami segan. Namun, tatkala upaya merapikan shaf dikatakan dengan kata-kata yang agak ketus tanpa senyuman, “Shaf, shaf, rapikan shafnya!”, suasana shalat tiba-tiba menjadi tegang karena suara lantang dan keras itu. Tentu saja, pada waktu shalat menjadi sulit khusyu', betapa pun bacaan sang imam begitu bagus karena terbayang teguran yang keras tadi.
Seusai shalat, beberapa jemaah shalat tadi tidak kuasa menahan lisan untuk saling bertukar ketegangan yang akhirnya disimpulkan, mereka enggan untuk shalat di tempat itu lagi. Pada saat yang lain, sewaktu kami berjalan-jalan di Pertigaan, sebuah negara bagian di Australia, tibalah kami di sebuah taman. Sungguh mengherankan, karena hampir setiap hari berjumpa dengan penduduk setempat, mereka tersenyum dengan sangat ramah dan menyapa “Good Morning!” atau sapa dengan tradisinya. Yang semuanya itu dilakukan dengan wajah cerah dan kesopanan. Kami berupaya menjawab sebisanya untuk menutupi kekagetan dan kekaguman. "Ini negara yang sering kita sebut negara kaum kafir".
            Dua keadaan ini disampaikan tidak untuk meremehkan siapapun tetapi untuk mengevaluasi kita, ternyata luasnya ilmu, kekuatan ibadah, tingginya kedudukan, tidak ada artinya jikalau kita kehilangan perilaku standar yang dicontohkan Rasulullah SAW, sehingga mudah sekali merontokan kewibawaan dakwah itu sendiri.
            Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dengan berinteraksi dengan sesama ini, bagaimana kalau kita menyebutnya dengan 5 (lima) S : Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.
            S yang pertama yaitu Senyum. Kita harus meneliti diri kita jikalau kita tersenyum dengan wajah jernih kita rasanya ikut terimbas bahagia. Kata-kata yang disampaikan dengan senyuman yang tulus, rasanya lebih enak didengar daripada dengan wajah bengis dan ketus. Senyuman menambah manisnya wajah walaupun berkulit sangat gelap dan tua keriput. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita termasuk orang yang senang tersenyum untuk orang lain? Mengapa kita berat untuk tersenyum, bahkan dengan orang yang terdekat sekalipun. Padahal Rasulullah yang mulia tidaklah berjumpa dengan orang lain kecuali dalam keadaan wajah yang jernih dan senyum yang tulus. Mengapa kita begitu enggan tersenyum? Kepada orang tua, guru, dan orang-orang yang berada di sekitar kita?
            S yang kedua adalah salam. Ketika orang mengucapkan salam kepada kita dengan keikhlasan, rasanya suasana menjadi cair, tiba-tiba kita merasa bersaudara. Kita dengan terburu-buru ingin menjawabnya, di situ ada nuansa tersendiri. Pertanyaannya, mengapa kita begitu enggan untuk lebih dulu mengucapkan salam? Padahal tidak ada resiko apapun. Kita tahu di zaman Rasulullah ada seorang sahabat yang pergi ke pasar, khusus untuk menebarkan salam. Negara kita mayoritas umat Islam, tetapi mengapa kita untuk mendahului mengucapkan salam begitu enggan? Adakah yang salah dalam diri kita?
            S ketiga adalah sapa. Mari kita teliti diri kita kalau kita disapa dengan ramah oleh orang lain rasanya suasana jadi akrab dan hangat. Tetapi kalau kita lihat di masjid, meski duduk seorang jamaah di sebelah kita, toh nyaris kita jarang menyapanya, padahal sama-sama muslim, sama-sama shalat, satu shaf, bahkan berdampingan. Mengapa kita enggan menyapa? Mengapa harus ketus dan keras? Tidakkah kita bisa menyapa getaran kemuliaan yang hadir bersamaan dengan sapaan kita?
            S keempat, sopan. Kita selalu terpana dengan orang yang sopan ketika duduk, ketika lewat di depan orang tua. Kita pun menghormatinya. Pertanyaannya, apakah kita termasuk orang yang sopan ketika duduk, berbicara, dan berinteraksi dengan orang-orang yang lebih tua? Sering kita tidak mengukur tingkat kesopanan kita, bahkan kita sering mengorbankannya hanya karena pegal kaki, dengan bersolonjor misalnya. Lalu, kita relakan orang yang di depan kita teremehkan. Patut kiranya kita bertanya pada diri kita, apakah kita orang yang memiliki etika kesopanan atau tidak.
            S kelima, Santun. Kita kagum melihat orang yang mendahulukan kepentingan orang lain di angkutan umum, di jalanan, atau sedang dalam antrean, demi kebaikan orang lain. Memang orang mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain, untuk kebaikan. Ini adalah sebuah pesan tersendiri. Pertanyaannya adalah, sampai sejauh mana kesantunan yang kita miliki? Sejauh mana hak kita telah dinikmati oleh orang lain dan untuk itu kita turut berbahagia? Sejauh mana kelapangdadaan diri kita, sifat pemaaf ataupun kesungguhan kita untuk membalas kebaikan orang yang kurang baik?
            Saudara-saudaraku, Islam sudah banyak disampaikan oleh aneka teori dan dalil. Begitu agung dan indah. Yang dibutuhkan sekarang adalah, mana pribadi-pribadi yang indah dan agung itu? Yuk, kita jadikan diri kita sebagai bukti keindahan Islam, walau secara sederhana. Alangkah indahnya wajah yang jernih, ceria, senyum yang tulus dan ikhlas, membahagiakan siapapun. Betapa nyamannya suasana saat salam hangat ditebar, saling mendo’akan, menyapa dengan ramah, lembut, dan penuh perhatian. Alangkah agungnya pribadi kita, jika penampilan kita selalu sopan dengan siapapun dan dalam kondisi bagaimana pun. Betapa nikmatnya dipandang, jika pribadi kita santun, mau mendahulukan orang lain, rela mengalah dan memberikan haknya, lapang dada,, pemaaf yang tulus, dan ingin membalas keburukan dengan kebaikan serta kemuliaan.
            Saudaraku, Insya Allah. Andai diri kita sudah berjuang untuk berperilaku lima S ini, semoga kita termasuk dalam golongan mujahidin dan mujahidah yang akan mengobarkan kemuliaan Islam sebagaimana dicita-citakan Rasulullah SAW, “Sesungguhnya aku diutus ke bumi ini untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.***

ISTIGHFAR

Brow Ayo Istighfar Bersama....Astagfirullahal'azim........1000X

 “Maka aku katakan kepada mereka “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu sesungguhnya Dia adl Maha Pengampun”. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dgn lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan untukmu sungai-sungai.”
Penjelasan Semenjak kekuasaan Islam mulai luruh dari permukaan bumi dan kekuatan Barat mulai mencengkeramkan kuku-kukunya maka tak ayal lagi akhlak manusiapun menjadi kian terpuruk.
Moral dan etika menjadi sesuatu yg “usang” utk dibicarakan nafsu menjadi standar baku utk mengukur nilai-nilai kehidupan dan syahwat adl sesuatu yg senantiasa dipuja-puja dgn dalih ia adl seni estetika atau yg lainnya. Akibatnya duniapun semakin kelam dan kotor sehingga hampir tak ada sejengkalpun tanah dibumi ini kecuali sarat dgn debu-debu kemaksiatan. Contoh yg mudah manakala anda pergi kemasjid maka mau tak mau anda harus melewati sekian banyak kemaksiatan. Bukankah sepanjang perjalanan banyak wanita berseliweran dgn pakaian menantang ?
Atau rumah kita bukankah selalu dibanjiri tayangan porno dan dentum musik syaitani ? contoh yg lain masih banyak lagi. Kesemuanya ini tentunya menjadikan diri kita lekat dgn dosa dan kemaksiatan. Disinilah seharusnya kita menyadari bahwa istighfar adl hal yg tidak bisa ditawar lagi utk menghindari pekatnya hati dari selubung dosa.
URGENSI ISTIGHFAR Terkadang kata “istighfar” disebut sendirian tapi terkadang pula ia disebut secara bersambungan dgn kata “taubat”.Kata istighfar bila ia disebut sendirian ia mengandung makna taubat. Namun bila disebut secara bersamaan dalam satu ayat maka istighfar bermakna “meminta pengampunan/ penjagaan dari kesalahan-kesalahannya yg telah lampau”. Sedangkan kata taubat berarti “Kembali kejalan Allah dan minta dijaga dari kesalahan-kesalahan yg akan datang”. Firman Allah S.W.T “Dan beristighfarlah kepada Rabbmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih“.
Seberapa jauh urgensi istighfar dalam kehidupan dapat terlihat dari seberapa besar perhatian Rasulullah S.a.w terhadap masalah ini. Adalah beliau S.a.w manusia yg makshum meski demikian beliau tetap akrab dgn kalimat istighfar. Ibnu Umar r.a pernah memberi kesaksian bahwa beliau mendengar Rasulullah S.a.w dalam suatu majlis membaca kalimat ; “Saya memohon ampun kepada Allah yg tidak ada sembahan selain Dia. Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepada-Nya sebanyak seratus kali.” .
KITA HARI INI. Kalau para sahabat yg kondisinya jauh dari polusi kemaksiatan dan hari-harinya senantiasa dipenuhi dgn amal kebajikan saja tetap tanggap serius dan kontinyu dgn istighfar maka bagaimanakah dgn kita hari ini ?
Hari ini kita kalau boleh dikatakan adl orang-orang yg melalaikan istighfar. Padahal kalau melihat kondisi yg ada selayaknyalah kita lbh banyak membutuhkan istighfar sebab tensi kemaksiatan hari ini sangat jauh berlipat ketimbang zaman para sahabat.
Bukankah berbohong ghibah mengurangi timbangan zina dan segudang dosa-dosa besar sudah menjadi barang biasa bagi masyarakat kita ? Dan ironisnya dosa-dosa itu kita anggap sebagai angin lalu seakan tidak membahayakan kita.
Maka sudah saatnyalah kita merenung ulang terhadap kiri kita sudahkah ada dalam diri kita perasaan perlu terhadap istighfar sehingga secara otomatis kalimat kalimat-kalimat istighfar itu sering mengalir dari mulut dan hati kita.
CUKUPKAH UCAPAN ISTIGHFAR SAJA Sebagaimana kita ketahui bahwa dosa itu dikategorikan dalam dua jenis yaitu dosa besar dan dosa kecil. Dosa kecil akan hapus bila kita berucap istighfar dan berbuat kebajikan. Adapun jika yg kita lakukan termasuk dalam kategori dosa besar maka ucapan istighfar tanpa disertai dgn rasa penyesalan dan upaya melepaskan diri dari kemaksiatan adl gurauan belaka.Padahal ulama telah memberitahukan bahwa taubat itu baru bernilai jika telah memenuhi beberapa syarat yaitu;
Segera menghentikan kemaksiatan yg dikerjakannya.
Menyesal atas perbuatan dosa yg dilakukannya. Biasanya ditandai dgn airmata penyesalan.
Berniat sungguh-sungguh utk tidak lagi mengulangi perbuatannya tersebut.
Jika dosanya berkaitan dgn hak-hak adami maka ia harus mengembalikan hak orang yg telah didholiminya.
Tanpa itu semua maka taubat kita baru sebatas omongan belaka tanpa bukti. Wallahu a`lam.